Jumat, 16 September 2011

Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.


Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.
Ia terlalu angkuh mengenal jasadku yang terbilang lugu
Aku yang selalu ketinggalan  berlari jauh darimu
Tubuhku yang rapuh  tak bisa mengejar lakumu

Ah, puisi
Kau hanya perwakilan isi hati
Ketika jasadku mati, tak mau peduli
Ketika mataku rabun, mulutku tertegun
Murung.
           
Dan,    
Ketika kau temukanku dibelantara nyata nanti, biarlah  puisi puisiku yang  berlagu
Bukan aku, penulismu
Karena aku  akan tetap gadis lugu yang sering kesulitan bilang ini itu, mauku
Aku?
Selalu setia menunggui kabarmu sepanjang hari menggantikan  ragaku yang sulit berbicara “aku”


NC, 21/05/10
( 20 : 08 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sick

Salam hangat dari kekasihmu menuju kalbumu Kekasiku, tolong jangan dewakan aku jangan anggapku begitu sempurna dimata dunia Takutku menge...