Jumat, 30 September 2011

No SeX, UntiL MarrieD


No SeX, UntiL MarrieD

Apakah  kalian tidak merasa ?
Melihatnya agar dibilang dewasa ?
Film – film, majalah dewasa
Kalian ingin dewasa ?
Berpikirlah lebih dewasa
Adegan – adegan membosankan
Ending yang  mudah ditebak
Apakah kalian tak merasa ?
Itu buat kalian jadi pesakitan
Otak tak karuan
Pikiran berantakan
Tindakan menjijikkan
Pandangan mencurigakan

Kalian bilang itu pelajaran ?
Atau tahap kematangan
Itu kan alibi kalian !
Bilang saja kecanduan
Bilang saja selalu penasaran
Kalian tahu ?
Binatang tak butuh pelajaran !
Kalian mau,
Dibilang lebih bodoh dari binatang
Tidak mau kan ?
Kalau sudah begitu,
Kalian mencari eksperimen
Kalian muncul di koran – koran, media – media
Kekerasan, pelecehan
Itukah hasil kedewasaan kalian ?
Itukah hasil pelajaran kalian ?
           
Teruskan saja !
Gaya hidup sok kebarat – baratan kalian
Gaya hidup sok kehedonisan kalian
Kalian tak takut ?
Jika virus – virus jahanam itu menyerang
Memakai pengaman ?
Hey !
Pengaman tak selalu aman !
Virus bisa saja menembus lapisan
Apa kalian masih ingin melanjutkan ?
Teruskan saja !
Toh, ini bukan urusanku
Ini bukan wewenangku
Ini bukan hakku
Teruskan saja !


Night City, 25 Desember 2009
( 22 : 31 )


** Sisi negatif  bisa berubah menjadi energi positif, Jangan merasa tabu, lihatlah realitas di depanmu....

NB :     Bagi adik – adik yang masih dibawah umur, tutup mata ya ? Jangan dilihat !
He.... kakak tak bermaksud apa – apa, hanya saja tadi sore ada seseorang yang membuat kakak ingin menulis tulisan ini, Buat Dia ” Maaf, anda salah orang ?”

**Beberapa tahun ini    banyak sekali tindak kekerasan dan pelecehan, terutama setelah  menjamurnya internet dan teknologi lainnya. kenapa wanita lebih sering direndahkan ? Padahal, seseorang yang merendahkan itu sebenarnya lebih rendah dari yang direndahkan. Apa mereka tidak ingat ? Ibu mereka wanita, Mereka mempunyai saudara wanita, kelak istrinyapun juga wanita ? Apa mereka lupa ?
            Memang tak semua sama. Tapi, dengan adanya kejadian – kejadian, memperpanjang pandangan negatif kami terhadap kalian ? Kalian pernah dengar peribahasa ” Karena nila setitik, rusak susu sebelanga” Itulah maksud kami. Maaf, jika ada kesalahan ?

 Night City, 25 Desember 2009
( 22 : 47 )

           

No SeX, UntiL MarrieD

Apakah  kalian tidak merasa ?
Melihatnya agar dibilang dewasa ?
Film – film, majalah dewasa
Kalian ingin dewasa ?
Berpikirlah lebih dewasa
Adegan – adegan membosankan
Ending yang  mudah ditebak
Apakah kalian tak merasa ?
Itu buat kalian jadi pesakitan
Otak tak karuan
Pikiran berantakan
Tindakan menjijikkan
Pandangan mencurigakan

Kalian bilang itu pelajaran ?
Atau tahap kematangan
Itu kan alibi kalian !
Bilang saja kecanduan
Bilang saja selalu penasaran
Kalian tahu ?
Binatang tak butuh pelajaran !
Kalian mau,
Dibilang lebih bodoh dari binatang
Tidak mau kan ?
Kalau sudah begitu,
Kalian mencari eksperimen
Kalian muncul di koran – koran, media – media
Kekerasan, pelecehan
Itukah hasil kedewasaan kalian ?
Itukah hasil pelajaran kalian ?
           
Teruskan saja !
Gaya hidup sok kebarat – baratan kalian
Gaya hidup sok kehedonisan kalian
Kalian tak takut ?
Jika virus – virus jahanam itu menyerang
Memakai pengaman ?
Hey !
Pengaman tak selalu aman !
Virus bisa saja menembus lapisan
Apa kalian masih ingin melanjutkan ?
Teruskan saja !
Toh, ini bukan urusanku
Ini bukan wewenangku
Ini bukan hakku
Teruskan saja !


Night City, 25 Desember 2009
( 22 : 31 )


** Sisi negatif  bisa berubah menjadi energi positif, Jangan merasa tabu, lihatlah realitas di depanmu....

NB :     Bagi adik – adik yang masih dibawah umur, tutup mata ya ? Jangan dilihat !
He.... kakak tak bermaksud apa – apa, hanya saja tadi sore ada seseorang yang membuat kakak ingin menulis tulisan ini, Buat Dia ” Maaf, anda salah orang ?”

**Beberapa tahun ini    banyak sekali tindak kekerasan dan pelecehan, terutama setelah  menjamurnya internet dan teknologi lainnya. kenapa wanita lebih sering direndahkan ? Padahal, seseorang yang merendahkan itu sebenarnya lebih rendah dari yang direndahkan. Apa mereka tidak ingat ? Ibu mereka wanita, Mereka mempunyai saudara wanita, kelak istrinyapun juga wanita ? Apa mereka lupa ?
            Memang tak semua sama. Tapi, dengan adanya kejadian – kejadian, memperpanjang pandangan negatif kami terhadap kalian ? Kalian pernah dengar peribahasa ” Karena nila setitik, rusak susu sebelanga” Itulah maksud kami. Maaf, jika ada kesalahan ?

 Night City, 25 Desember 2009
( 22 : 47 )

           

Sudahlah…

Sudahlah…
Aku menyerah…
Biarpun topengku memenuhi papan tulismu
Namun aku tetap satu
Lelakimu.
Selalu saja kau temukanku
Kemanapun nama baru membawaku
Semua hanya demi kamu,
Wanitaku

Dibalik ceritacerita, diantara puisi cinta
Aku selalu berhasil merangkai kata, meramu bahasa cinta
Yang sebelumnya, asing melakukannya
Dan wajahmu.... dan senyummu....
Selalu terbayang dibenak kata
Menjadikannya indah dimata dunia
Melukis hari semakin bahagia
Melawati duka menjadi cinta
Lagi – lagi kau datang.... lagi – lagi kau  datang…
Malampun semakin membayang
Akupun semakin sayang

Ketahuilah,
Rinduku menggebu saat kau tak disampingku
Hanya puisimu menjadi obat terakhirku
Karena kamu belum sempat milikku
Wanitaku
Kamu bilang, aku ini pemarah!
Jarang tersenyum terkadang hilang arah
Malam ini,
Kan kubingkaikan senyum terindahku
Dariku,
Hanya untukmu
Dewi malamku.


24/03/10
( 22 : 22 )

Sudahlah…

Sudahlah…
Aku menyerah…
Biarpun topengku memenuhi papan tulismu
Namun aku tetap satu
Lelakimu.
Selalu saja kau temukanku
Kemanapun nama baru membawaku
Semua hanya demi kamu,
Wanitaku

Dibalik ceritacerita, diantara puisi cinta
Aku selalu berhasil merangkai kata, meramu bahasa cinta
Yang sebelumnya, asing melakukannya
Dan wajahmu.... dan senyummu....
Selalu terbayang dibenak kata
Menjadikannya indah dimata dunia
Melukis hari semakin bahagia
Melawati duka menjadi cinta
Lagi – lagi kau datang.... lagi – lagi kau  datang…
Malampun semakin membayang
Akupun semakin sayang

Ketahuilah,
Rinduku menggebu saat kau tak disampingku
Hanya puisimu menjadi obat terakhirku
Karena kamu belum sempat milikku
Wanitaku
Kamu bilang, aku ini pemarah!
Jarang tersenyum terkadang hilang arah
Malam ini,
Kan kubingkaikan senyum terindahku
Dariku,
Hanya untukmu
Dewi malamku.


24/03/10
( 22 : 22 )

Senin, 26 September 2011

Aku


Aku mau kemana ?
Aku tak tahu arah
Aku ingin kemana ?
Aku ingin ke surga
Aku kenapa ?
Aku tak merasa
Aku ,
Aku tak ingin merasa
Aku ini siapa ?
Aku tak tahu apa – apa
Aku ini dimana ?
Aku tak ada
Aku mau apa ?
Aku tak mau apa – apa
Aku ingin melupa
Aku ingin lupakan semua
Aku ingin menghilang
Aku ingin hilang ingatan
Aku ingin menjauh dari dunia
Aku ingin menjauh dari duka
Aku ingin pergi ke surga
Aku ingin menemui Tuhan
Aku hanya ingin pergi ke surga
Aku ingin kedamaian
Tuhan,
Aku ingin melihat surga
Aku ingin lupakan semua
Aku ingin lupakan mereka
Aku ingin pergi jauh dari dunia
Aku ingin ke surga
Aku hanya ingin ke sana
Surga.

Night City, 22 Desember 2009
( 22 : 55 )

Ketidakberpihakan

Untuk ketidakberpihakan pada setiap pijakan
Masa kecil terkikis entah erosi atu aerosi
Masa muda beringas tak terasa terdengar

Bidadari itu bernama ibu
Bermata bening bersayap indah bulu
Airmata itu bernama ibu
Mengalir mengairi  persawahan anakmu
Dingin itu bernama ibu
Bukan embun
Kupu kupu itu bernama ibu
Indah terbang membayang sayap rapuh tak bisa bawa putrimu
Kunang kunang itu bernama ibu
Cahaya bisanya terangi dirimu
Penantian itu bernama ibu
Menunggu anak anakmu di peraduan rindu

Memori itu bernama ibu
Tak banyak bertemu bayang bayangnya di cermin masa lalu

Kini bidadari itu menangis
Menanti sayap sayapnya tumbuh
Pulanglah anakku…

NC, 19/04/10

Jumat, 23 September 2011

Seperti bulan Juni untuk kelahiranku


Seperti bulan juni untuk kelahiranku
Berikan nama untuk kemenanganku
Seperti permainan ketidak berpihakan pada

Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono
Sajak Duabelas
Langit tak pernah curiga. Ia hanya melengkung di atas kita,
di tengahnya matahari-seperti bola mata.
Langit tidak pernah mengawasi langkah kaki kita,
tak pernah risau apakah kita ke selatan atau utara.
Langit suka berkaca pada bola matamu, yang tak letih
Menatapku, yang tak pernah berkejap seolah kawatir ia akan
Meninggalkanmu; di tengah kota yang selalu gelisah membincangkan cuaca
langit tak pernah mendengar keluhmu, “Kenapa ia di sana?”

Sajak Empatbelas

Rasanya aku pernah mengenal jala laba-laba itu. Tidak
di hutan. Semakin rapat di antara penangkal petir pencakar
Langit dan menara mesjid. “Tapi benang-benangnya tak tampak,”
katamu ketika kita berusaha lolos darinya. Seperti sebuah jerit.

Sajak Tujuhbelas

Rambutmu berkibaran di arus angin penghujan,
beberapa percik air tempias di pipimu. Demi Tuhan,
bukan karena itu aku mencintaimu, bukan
karena bajumu yang kusut-tak kaurapikan

Ingin kujumput


Ingin kujumput puisi puisi yang telah lahu
Memasukkannya ke dalam karung membawanya terbang  ke langit berawan itu
Seperti saat dongeng natal tiba, sinterklas terbang menaiki kereta kencana  kesana kemari membagikan hadiah untuk anak anak ibu
Begitu puisiku,
Hadiah hadiah tak sempat terbungkus rapi, menulis catatan mini atau sekedar  hasrat
lidah yang ingin menari nari
Ketika mulutku kaku, kupersembahkan puisi biar menjadi wakilku
Persis saat aku kembali
Tulisanku tak boleh mati
Ya… belum mati….


NC, 5 JULI 2010
( 23 : 45 )

Selasa, 20 September 2011

Goresan dalam Detik

Goresan dalam Detik

 Masih mencari celah kesempurnaan diantara kekurangan
Maukah kamu menutupi kekurangan dan melengkapi ketidaksempurnaan ini ?
Masih mencari siluet dan bayangmu
disetiap pendaran cahaya
Maukah kamu hadirkan banyangan walau sebatas punggungmu ?

Masih takut akan berkata dan tatap muka
Bisakah merpatimu mewakili,menyuruhnya terbang ke angkasa menjatuhkan lembaran kertas merah jambu tepat di beranda rumahku ?

Maafkan gadismu yang pemberontak ini,tak berparas jelita dan anggun kata badan
Maukah kamu mengembalikan kodartku,menjadikanku wanita seutuh wanita ?

Aku mencintaimu,
Aku ingin belajar menghargai kaum mu,tak merendahkan kaum mu,mengubah penantian aku kamu menjadi cinta,
Kehadiranmu,rubah ego ke "aku" an ku
Aku rela, tanggalkan jubah keangkuhanku demi abadi kisah kita
Aku rela,patahkan sayap logikaku demi melindungi perasaan agar tetap terjaga

" Aku mencintaimu ? " Bisikku.

Seandainya Tuhan mengizinkan,akan kusandarkan lama kepalaku di bahumu,hanya bahumu
Seandainya Tuhan merestui,akan kuhabiskan sisa masa ku bersamamu,hanya kamu
Selamanya.

12/03/10

Bahasa Hati

Bahasa Hati
 
Ketika bicara hati, ketika hati bicara ...
Aku diam.
Hatiku bicara padanya
Ketika hati memilih ...
Maaf, bila ada perih.
Aku,kamu,dia ... entah siapapun pernah mengalaminya
Tak mungkin bukan ?
Aku,kamu,dia ... satu.
Aku akui keberanianmu, kejujuranmu,
Tapi ...
Maaf...
Hatiku memilihnya.

Ketika hati bicara, ketika bicara hati ...
Aku terdiam.

Biarkan mereka memilih dan bicara,
Pahamilah,Karena ini bukan bahasa kita

Bahasa hati.

14/03/10

Senin, 19 September 2011

Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.

Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.
Ia terlalu angkuh mengenal jasadku yang terbilang lugu
Aku yang selalu ketinggalan  berlari jauh darimu
Tubuhku yang rapuh  tak bisa mengejar lakumu

Ah, puisi
Kau hanya perwakilan isi hati
Ketika jasadku mati, tak mau peduli
Ketika mataku rabun, mulutku tertegun
Murung.
           
Dan,    
Ketika kau temukanku dibelantara nyata nanti, biarlah  puisi puisiku yang  berlagu
Bukan aku, penulismu
Karena aku  akan tetap gadis lugu yang sering kesulitan bilang ini itu, mauku
Aku?
Selalu setia menunggui kabarmu sepanjang hari menggantikan  ragaku yang sulit berbicara “aku”


NC, 21/05/10
( 20 : 08 )
           

~Puisi untuk penulis "Aku"~

~Puisi untuk penulis "Aku"~


Kosong


Kosong....

Tak usah datang saat kosong melonglong
Tak usah memaksa diri jika hatimu masih ingin bermain bohong
Tak usah coba ucap jika mulutmu ingin kosong
Jangan berebut omong kosong
Omongan ini memang terkesan kosong
Aku bengong, kamu tengok
Aku tolong, kamu bengong

Hidup kosong....hati kosong...
Saat aku jenuh, jangan kau coba rayu
Mungkin aku bisu, tuli, buta
Mungkin rasaku nyaris mati... mati rasa...
Mungkin karena kau...
Ah!
Katakataku kutarik lagi
Aku tak mau salahkan siapa - siapa

Hanya terasa...
Kosong...
16/03/10

Hey Penulis


Hey Penulis,


Hey penulis?
Apa yang kalian tulis?
Sudahkah berguna? Telah menyesatkan kah?
Nafsu kepuasan?
Bangga hipnotis pembaca menjadi maniakmaniak tulisan
Pikiran cerna mereka beda, bisa luka bisa suka, bisa marah bisa pasrah, bisa hitam bisa putih

Hey penulis?
Tulisan kepuasan nafsu atau tujuan?
Pikirkan.

18/03/10

Aku merasanya,


Pada Kata
 
Aku merasanya,

Kutahu, kau tahu, sulit lepaskan getaran
Meski dimensi berbeda, kita tetap bersikukuh dan bilang "ini sama!"
Meski tak banyak tahu, meski sulit dibuat tahu
Aku tahu, kamu tahu, sebagian tahu, Tuhan juga.
Tak peduli, kau siapa, darimana, kemunculan alur hidupmu bagaimana
Aku tak peduli! Aku hanya ingin kamu? Melihatmu?
Agar ku tak hanya mencintai bayangan, agar kita saling percaya

Kita seperti sedang mencari cahaya dalam gelap...
Pegang erat tanganku! Aku takut gelap! Aku...aku ... takut gelap memisahkan kita?
Kita bagai anak ayam kehilangan induknya.
Bantu aku? Temukan dan selami kebaikannya.
Aku, kamu saling tahu
Aku akan menuntunmu, kamu akan membimbingku.
Tangguhku hanya topeng ketakutan yang kau merasanya.
Paling tidak,
Aku t'lah berusaha berkata
Aku merindukanmu, seperti kau merindukanku

Sebelum waktu menjemputku... kita...

14/03/10

Minggu, 18 September 2011

Karena aku puisi, puisi berpuisi,


Ketika aku mulai jenuh seseorang datang menjemputku mengajakku bermain di bawah langit biru
Ketika tangkaiku hampir patah seseorang berusaha menyambung kembali dengan hati
Ketika aku bahagia seseorang ikut tertawa memainkan kata
Ketika aku berhenti seseorang kobarkan semangat karena aku belum mati

Karena aku puisi
Puisi berpuisi,

20/03/10

Ada seorang indigo telah jatuh cinta


Ada seorang indigo telah jatuh cinta
Jatuh cinta pada lelaki tak kentara
Ada indigo sedang asyik membaca
Lelakinya ternyata masih mengingat duka, dilema, sedikit tak percaya
Ada indigo selalu merasa tak sempurna
Lelaki datang menyempurnakan hidupnya

"Ada gadis sedang jatuh cinta pada lelaki indigo"
"Ada lelaki sedang jatuh cinta pada gadis indigo"

Terasa sulit.
Cinta saling membaca, meraba, meluka...
Cinta indigo.

20/03/10

Sabtu, 17 September 2011

Kutemukan aktor-aktor baru bermain di puisi


Kutemukan aktor-aktor baru bermain di puisi
Kumainkan aktrisaktris di atas puisi

Pentas dimulai,
Aku tersadar,
Kenapa kau lagi? Kenapa kau lagi?
Pemeran utama naskah berbaris
Pemain tunggal di setiap bait
Kau siapa? Aku tak mengenalmu?
Beraniberaninya kau muncul disetiap pentas puisiku
Beraniberaninya kau memainkan lakonmu tanpa seijinku
Siapa kamu?
Aku lupakan tokohku lain
Aku tak luapkan kemarahan lagi
Aku tepiskan puisi - puisi orasi

Ada apa dengan otakku?
Mungkinkah puisiku mulai memihakmu?
Mungkinkah puisiku tak lagi kemayu? Atau jangan - jangan.... mulai layu?
Mungkinkan memori otakku bertambah satu?

Namamu.

21/03/10

Benang kusut masih menyeruak di kepalamu


Benang kusut masih menyeruak di kepalamu
Sesuatu masih memenjarakanmu
Kurasa, tidak hanya malu, takut
Melebihi itu mungkin,

Kurasa kau mulai sadari
Aku terlalu membayangi, sering mengikuti
Kurasa kau telah memasuki dimensi tak bertepi
Kau mau pergi?
Apakah alam bawah sadarku terlalu mengusikmu?
Apakah aku seperti hantu?
Apakah aku terlalu menakutkan bagimu?

Aku rasa,
Aku cuma gadis kecil yang selalu setia mendengar dongeng mimpi sebelum tidurnya
Dan aku rasa aku juga ingin mendongeng tentang negeri peri
Bangkit dari mimpi.

21/03/10

Jumat, 16 September 2011

Basa basi ku tak suka basa basi


Basa basi ku tak suka basa basi
Berkata basi demi meminjam hati
Bahasamu  mengingat mimpi
Tingkahmu selalu menanya hati
Manusia sering berpura – pura
Demi menjamah dunia, mengimbangi sesama
Pura, reka, apa lagi ?
T’lah muak dengan kemunafikan
Apa mau ditambah lagi ?
           
           
Apa cinta perlu bersembunyi di balik kata ?
Apa arogansi malu mengungkap hati ?
           
Aku tahu, tak maksud kan ?
Aku tahu, bukan sifatmu, maumu
Aku tahu, kamu tahu, menunggu
Sulit mengungkap, sulit tersingkap
Tak usah diungkap ya ?
Biar waktu lelah, biar waktu jengah
Hingga akhirnya pertemukan kita.

NC. 11/03/10 ( 14.00 )

Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.


Bagaimanapun aku dan puisiku takkan pernah bisa bersatu.
Ia terlalu angkuh mengenal jasadku yang terbilang lugu
Aku yang selalu ketinggalan  berlari jauh darimu
Tubuhku yang rapuh  tak bisa mengejar lakumu

Ah, puisi
Kau hanya perwakilan isi hati
Ketika jasadku mati, tak mau peduli
Ketika mataku rabun, mulutku tertegun
Murung.
           
Dan,    
Ketika kau temukanku dibelantara nyata nanti, biarlah  puisi puisiku yang  berlagu
Bukan aku, penulismu
Karena aku  akan tetap gadis lugu yang sering kesulitan bilang ini itu, mauku
Aku?
Selalu setia menunggui kabarmu sepanjang hari menggantikan  ragaku yang sulit berbicara “aku”


NC, 21/05/10
( 20 : 08 )

Kamis, 15 September 2011

#1#_#2#_#3#_#4# (Tuan Presidenku)


#1#

Tentang peri kecil yang senang bermain petak umpet di alam bawah sadarnya
Kepakan sayapnya kian kemari tak pernah lelah berhenti
Cahaya satu satunya penerang negeri dongeng ia berani menangkapnya menyedotnya lalu memasukkannya ke kantong plastik
Ia membungkusnya mengikatnya erat erat dibawanya terbang seperti lampion saat malam imlek tiba
Tertawa lepas si peri kecil dengan bangga menentengnya kemana mana

Sedang kini negeri dongeng gelap gulita sibuk mencari peri kecil yang nakal


#2#

Mencintai itu seperti mempelajari kebimbangan diantara keinginan
Ingin memeluk erat  namun takut udara merenggangkannya
Mencintai seperti menanti pelangi sehabis hujan
Indah namun sangat sulit ditemukan
Mencintai seseorang seperti menanggalkan jubah kesayangannya
Menggantinya dengan jubah perasaan mengancingkan satu persatu ingatan tentangnya

Alangkah indahnya jika Tuhan mempertemukan cinta seseorang seperti dipertemukannya Adam dan Hawa di Jabal Rahmah.


#3#

Kali ini untuk Tuan Presiden
Bukan tenatng cacian atau tagihan
Tuan presidenku yang baik
Aku telah kehilanagan sesuatu
Hari ini ada seekor kancil yang mencuri uangku lagi
Sudah kucari berulang kali di dompet dan di saku
Si sulung marah enam bulan nunggak iuran melulu
Si bungsu menangis merengek minta di belikan  susu

Tuan Presiden,
Si kancil ternyata beranak pinak lagi


#4#

Aku mencintai Tuhan karena telah meletakkanku ke dalam rahim ibu
Aku mencintai ibu karena Tuhan telah meletakkan jantungnya di hatiku

Aku mencintai Tuhan kerena telah menciptakan ungkapan  aku mencintai


NC,20/04/10
( 20 :42 )

Rabu, 14 September 2011

SAJAK – SAJAK UNTUK KEBODOHANKU

SAJAK – SAJAK UNTUK KEBODOHANKU
Oleh : Iis Ernawati N. H. A

#1#

Aku menginginkan malam sepertigaMu, Tuhan
Aku harap bisa selalu berduaan denganmu
Menghabiskan setiap malam malam terakhir bersamaMu
Sajak apa yang pantas untuk mensyukuriMu?
Aku tak pantas... sungguh tak pantas...
Aku malu, Kau selalu melihat gerak gerikku yang memalukan itu
Diam diam aku melupakanMu, diam diam aku tak patuh

Sajak ini untukMu, Tuhan?
Maukah Engkau menerimanya?

#2#

Tak perlu diksi tak perlu metafora
Aku takut Kau akan marah padaku
Seagamblang gamblangnya kubuatkan ini untukMu
Yang terkadang aku sedikit meragu
Pantaskah aku menulis ini?
Bolehkah ungkapkan ini?

Yang pasti,
Tuhan, Aku mencintaiMu, Sangat mencintaiMu
Semoga cintaku tak pernah memudar, seperti cintaMu padaku.

#3#

Tuhanku yang baik,
Aku ingin dia, bolehkah?
Mohon,
Berikan kami yang terbaik
Jika engkau berkehendak, pertemukan kami ya?
Jagalah kami dari hal hal buruk yang menodai
Tuhan,
Nikahkanlah kami? Satukanlah kami?
Semoga ini yang terbaik..

( 20 : 10 )

Lentera


Lentera

Lentera hampir padam
Mata nyaris terpejam
Tangan kaki kaku sakit melebam
Badan hendak menyatu bersama malam

"Mimpi indah ?"
Hari - hari lalu aku memimpikan lentera
Aku berjalan bertemu lentera
Lentera tertera bernyawa.

15/03/10

SAJAK – SAJAK LELAH


SAJAK – SAJAK LELAH
Oleh : Iis Ernawati N. H. A
24/04/10

#1#

Pagi tadi bunga anggrek berbunga suka
Aku tersenyum melihat putih parasnya
Embun yang bertengger terpeleset terperosok jatuh pecah ke bawah
Si embun meraung kesakitan, dipanggilnya sang kumbang tuk membalas perlakuannya
Kumbang coba hisap madu madu anggrek
Dan…

Ouwh…
Si kumbang menjerit kesakitan terpukul tangan anggrek yang menggeliat

“Jangan hisap aku, aku bukan milikmu?”

#2#

Seperti denting piano yang terpetik tak beraturan
Aku… aku pergi kesana bukan maskud bawa bencana
Jika tak suka, tutup saja telinga? Jangan dengarkan alunan alunan perasaan yang jauh tertinggal di pucuk pucuk bunga balon
Aku hendak terbang ! Kenapa setiap langkah ada yang berdatangan?
Bukankah sayapku sudah ku kepakkan?
Kenapa masih saja tak tahu arah tujuan?

Berteriak saja, menangis saja!
Aku tersedu, ingin kupelukMu
Tuhan.

#3#

Aku datang ke sebuah pesta tanpa undangan, tanpa gaun malam hanya kata kata serampangan yang ku bawa
Aku kebingungan melirik melihat tamu undangan tersenyum sinis sedikit tertawaan kecil bersahut sahutan mampir ke telinga
Ku pecahkan saja setiap sudut sudut celotehan
Mereka terdiam! Sunyi sunyi tenggelam.

Pergi saja aku dari dunia kekonyolan!
Aku meninggalkan pesta tanpa berpamitan.
Hening.


#4#

Kulihat wajahmu mendung, langitmu melukiskan tentang kisah rindu seorang lelaki
”Kenapa kamu pergi?”
”Bukankah kamu malah terdiam jika ku dekati?”

Bicara dua bisu.

Tak lupa drama satu babak kau paparkan sebelum  tinta lebur menjadi hujan
Kulihat sepasang kekasih berbincang bincang  dengan mata bukan ungkapan cinta bukan pula kerinduan
Sepertinya.... bicarakan rinai hujan

”Kau menunggu apa?”

”Aku menunggu mendung berganti hujan?”

: Mendung lelah menahan tumpahan kekesalan berubahlah ia menjadi titik titik air
Yang meluncur ke bumi

”Hujan telah jatuh, kenapa masih menunggu?”

”Pelangi.”

Terdiam.

Tersenyum.

”Suatu saat pelangi akan muncul meski malu malu menampakkan senyumnya dalam diam.”

25/04/10

Sick

Salam hangat dari kekasihmu menuju kalbumu Kekasiku, tolong jangan dewakan aku jangan anggapku begitu sempurna dimata dunia Takutku menge...