Puisi Terakhir
Apakah kalian tidak meradang ?
Melihat para pejabat, kerabat dan teman dekat berbuat laknat ?
Apakah kalian akan terus biarkan ?
Mereka berkeliaran, bermewah – mewahan diatas kesengsaraan ?
Kalian tidak jengah ?
Melihat mereka membeli semua
Hukum, penjara, keadilan
Penjara bagai istana
Uang korupsi seolah milik sendiri
Penjara bisa kendalikan segala
Perusahaan, pengadilan, kepolisian
Siapa mereka ?
Tuhan ?
Apa mereka lupa ?
Jika nantinya, mereka juga temui kematian
Mereka akan diadili Tuhan
Mereka lupa, atau melupa ?
Uang,
Lagi – lagi tentang uang
Lagi – lagi butakan seseorang
Kekuasaan,
Kekuasaan menguasai mereka
Kekuasaan hanyutkan mereka
Aku bosan liat dan dengar kalian
Mengotori media dengan tingkah laku kalian
Kalian tak merasa ?
Tingkah kalian seperti binatang ?
Menganggap,
Siapa yang berkuasa, dialah pemenangnya
Bukankah itu naluri binatang ?
Setahuku, wujud kalian manusia
Hati ? Entahlah…
Berbahagialah,
Mungkin,
Ini tulisan terakhirku
Tulisan terakhir yang mengusik hidup kalian
Aku bosan, mengingatkan
Silakan,
Kalian berbuat semaunya
Toh,
Nantinya Tuhan yang akan menilainya
Tuhan akan memanggil kalian
Silakan,
Bagi kaum reformis
Jika ingin gulingkan atau perbarui kekuasaan
Dukunganku akan terus mengalir
Mungkin, ragaku juga.
Salam.
Night City, 17 Januari 2010
( 17 : 15 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar